Perencanaan extra high voltase transmission

3.1 Pengantar Saluran Transmisi
Pembangunan pusat Pembangkit dengan kapasitas produksi energi listrik yang besar: PLTA, PLTU, PLTGU, PLTG, PLTP memerlukan banyak persyaratan, terutama masalah lokasi yang kebanyakan jauh dengan pusat beban seperti kota, kawasan industri dan lainnya. Akibatnya tenaga listrik tersebut harus disalurkan melalui sistem transmisi yaitu :
• Saluran Transmisi
• Gardu Induk
• Saluran Distribusi
Apabila salah satu bagian sistem transmisi mengalami gangguan maka akan berdampak terhadap bagian transmisi yang lainnya, sehingga Saluran transmisi, Gardu induk dan Saluran distribusi merupakan satu kesatuan yang harus dikelola dengan baik. 
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah sarana di udara untuk menyalurkan tenaga listrik berskala besar dari Pembangkit ke pusat-pusat beban dengan menggunakan tegangan tinggi maupun tegangan ekstra tinggi.
3.2 Pembagian Saluran Transmisi
3.2.1 Saluran Udara
SUTT/SUTET merupakan jenis Saluran Transmisi Tenaga Listrik yang banyak digunakan di PLN daerah Jawa dan Bali karena harganya yang lebih murah dibanding jenis lainnya serta pemeliharaannya mudah.
Pembangunan SUTT/SUTET sudah melalui proses rancang bangun yang aman bagi lingkungan serta sesuai dengan standar keamanan internasional, diantaranya:
• Ketinggian kawat penghantar 
• Penampang kawat penghantar
• Daya isolasi
• Medan listrik dan Medan magnet
• Desis corona
Macam Saluran Udara yang ada di Sistem Ketenagalistrikan PLN P3B Jawa Bali antara lain :
a. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV
b. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV
c. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV

3.2.2 Saluran Kabel
Pada daerah tertentu (umumnya perkotaan) yang mempertimbangkan masalah estetika, lingkungan yang sulit mendapatkan ruang bebas, keandalan yang tinggi, serta jaringan antar pulau, dipasang Saluran Kabel.
a. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 70 kV
b. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150 kV
c. Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLTT) 150 kV
Mengingat bahwa Saluran kabel biaya pembangunannya mahal dan pemeliharaannya sulit , maka jarang digunakan. 
3.2.3 Saluran Gas
Saluran Isolasi Gas (Gas Insulated Line/GIL) adalah Saluran yang diisolasi dengan gas, misalnya: gas SF6. Karena mahal dan resiko terhadap lingkungan sangat tinggi maka saluran ini jarang digunakan. 

3.3 Perlengkapan SUTT/SUTET dan Fungsinya
3.3.1 Tower
Tenaga listrik yang disalurkan lewat sistem transmisi umumnya menggunakan kawat telanjang sehingga mengandalkan udara sebagai media isolasi antara kawat penghantar tersebut dengan benda sekelilingnya.
Tower adalah konstruksi bangunan yang kokoh, berfungsi untuk menyangga/merentang kawat penghantar dengan ketinggian dan jarak yang cukup agar aman bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Antara tower dan kawat penghantar disekat oleh isolator.
3.3.2 Jenis-Jenis Tower
Menurut bentuk konstruksinya : 
• Lattice tower
• Tubular steel pole
• Concrete pole
• Wooden pole 
Konstruksi tower merupakan jenis konstruksi SUTT / SUTETI yang paling banyak digunakan di jaringan PLN karena mudah dirakit terutama untuk pemasangan di daerah pegunungan dan jauh dari jalan raya. Namun demikian perlu pengawasan yang intensif karena besi-besinya rawan terhadap pencurian.
Tower harus kuat terhadap beban yang bekerja padanya yaitu:
• Gaya berat tower dan kawat penghantar (gaya tekan)
• Gaya tarik akibat rentangan kawat
• Gaya angin akibat terpaan angin pada kawat maupun badan tower.
Menurut fungsinya:
• Dead end tower yaitu tiang akhir yang berlokasi di dekat Gardu induk, tower ini hampir sepenuhnya menanggung gaya tarik.
• Section tower yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower penyangga dengan sejumlah tower penyangga lainnya karena alasan kemudahan saat pembangunan (penarikan kawat), umumnya mempunyai sudut belokan yang kecil.
• Suspension tower yaitu tower penyangga, tower ini hampir sepenuhnya menanggung gaya berat, umumnya tidak mempunyai sudut belokan
• Tension tower yaitu tower penegang, tower ini menanggung gaya tarik yang lebih besar daripada gaya berat, umumnya mempunyai sudut belokan
• Transposision tower yaitu tower tension yang digunakan sebagai tempat melakukan perubahan posisi kawat fasa guna memperbaiki impendansi transmisi
• Gantry tower yaitu tower berbentuk portal digunakan pada persilangan antara dua Saluran transmisi. Tiang ini dibangun di bawah Saluran transmisi existing.
• Combined tower yaitu tower yang digunakan oleh dua buah saluran transmisi yang berbeda tegangan operasinya


Menurut susunan/konfigurasi kawat fasa :
• Jenis delta digunakan pada konfigurasi horisontal/mendatar
• Jenis piramida digunakan pada konfigurasi vertikal/tegak.
• Jenis Zig-zag yaitu kawat fasa tidak berada pada satu sisi lengan tower.
3.3.3 Tipe Tower 
Pembagian jenis tower 150 kV dan 500 kV menurut besar sudut dapat dibedakan sebagai berikut :
Tower 150 kV
Tabel 3.1 Tipe Tower 150 kV 
TIPE TOWER FUNGSI SUDUT
Aa Suspension 0˚ – 3˚
Bb Tension/Section 3˚ – 20˚
Cc Tension 20˚ – 60˚
Ee Tension 60˚ – 90˚
Ff Tension > 90˚
Gg Transposisi > 90˚


Tower 500 kV
Tabel 3.2 Tipe Tower 500 kV
TIPE TOWER FUNGSI SUDUT
SIRKIT TUNGGAL SIRKIT GANDA 
A AA Suspension 0˚ – 2˚
AR AAR Suspension 0˚ – 5˚
B BB Tension 0˚ – 10˚
C CC Tension 10˚ – 30˚
D DD Tension 30˚ – 60˚
E EE Tension 60˚ – 90˚
F FF Dead End 0˚ – 45˚
G GG Transposisi -

3.3.4 Bagian-Bagian Tower:
3.3.4.1 Pondasi:
Pondasi adalah konstruksi beton bertulang untuk mengikat kaki tower (stub) dengan bumi. Jenis pondasi tower beragam menurut kondisi tanah tempat tapak tower berada dan beban yang akan ditanggung oleh tower. Pondasi tower yang menanggung beban tarik dirancang lebih kuat/besar daripada tower tipe suspension. 
Jenis pondasi: 
• Normal dipilih untuk daerah yang dinilai cukup keras tanahnya




Gambar 3.1 Pondasi Normal
• Spesial: Pancang ( fabrication dan cassing) dipilih untuk daerah yang lembek/tidak keras sehingga harus diupayakan mencapai tanah keras yang lebih dalam





Gambar 3.2 Pondasi Spesial (Pancang)
3.3.4.2 Stub
Stub adalah bagian paling bawah dari kaki tower, dipasang bersamaan dengan pemasangan pondasi dan diikat menyatu dengan pondasi.
Bagian atas stub muncul dipermukaan tanah sekitar 0,5 sampai 1 meter dan dilindungi semen serta dicat agar tidak mudah berkarat.
Pemasangan stub paling menentukan mutu pemasangan tower, karena harus memenuhi syarat:
• Jarak antar stub harus benar
• Sudut kemiringan stub harus sesuai dengan kemiringan kaki tower
• Level titik hubung stub dengan kaki tower tidak boleh beda 2 mm (milimeter)
Apabila pemasangan stub sudah benar dan pondasi sudah kering maka kaki-kaki tower disambung ke lubang-lubang yang ada di stub.
3.3.4.3 Leg
Leg adalah kaki tower yang terhubung antara stub dengan body tower. Pada tanah yang tidak rata perlu dilakukan penambahan atau pengurangan tinggi leg. Sedangkan body harus tetap sama tinggi permukaannya. Pengurangan leg ditandai: -1; -2; -3. Penambahan leg ditandai: +1; +2; +3





Gambar 3.3 Leg Tower
3.3.4.4 Common Body
Common body adalah badan tower bagian bawah yang terhubung antara leg dengan badan tower bagian atas (super structure). Kebutuhan tinggi tower dapat dilakukan dengan pengaturan tinggi common body dengan cara penambahan atau pengurangan. Pengurangan common body ditandai: -3. Penambahan common body ditandai: +3; +6; +9; +12; +15
3.3.4.5 Super Structure
Super structure adalah badan tower bagian atas yang terhubung dengan common body dan cross arm kawat fasa maupun kawat petir. Pada tower jenis delta tidak dikenal istilah super structure namun digantikan dengan “K” frame dan bridge.
3.3.4.6 Cross Arm
Cross arm adalah bagian tower yang berfungsi untuk tempat menggantungkan atau mengaitkan isolator kawat fasa serta clamp kawat petir. Pada umumnya cross arm berbentuk segitiga kecuali tower jenis tension yang mempunyai sudut belokan besar berbentuk segi empat.
3.3.4.7 K Frame 
K Frame adalah bagian tower yang terhubung antara common body dengan bridge maupun cross arm. K Frame terdiri atas sisi kiri dan kanan yang simetri. K Frame tidak dikenal di tower jenis piramida
3.3.4.8 Bridge
Bridge adalah penghubung antara cross arm kiri dan cross arm tengah. Pada tengah-tengah bridge terdapat kawat penghantar fasa tengah, Bridge tidak dikenal di tower jenis pyramida
3.3.4.9 Rambu Tanda Bahaya
Rambu tanda bahaya berfungsi untuk memberi peringatan bahwa instalasi SUTT/SUTET mempunyai resiko bahaya. Rambu ini bergambar petir dan tulisan AWAS BERBAHAYA TEGANGAN TINGGI. Rambu ini dipasang di kaki tower lebih kurang 5 meter diatas tanah sebanyak dua buah disisi yang mengahadap tower nomor kecil dan sisi yang menghadap nomor besar.
3.3.4.10 Rambu Identifikasi Tower dan Penghantar/Jalur
Rambu identifikasi tower dan penghantar/jalur berfungsi untuk memberitahukan identitas tower:

• Nomor tower
• Urutan fasa
• Penghantar/Jalur
• Nilai tahanan pentanahan kaki tower

Rambu ini dipasang di kaki tower lebih kurang 5 meter diatas tanah sebanyak dua buah disisi yang mengahadap tower nomor kecil dan sisi yang menghadap nomor besar dan bersebelahan dengan Rambu tanda bahaya. Pada daerah super stucture juga dipasang rambu penghantar/jalur agar petugas bisa mengenali penghantar/jalur yang boleh dikerjakan.
3.3.4.11 Anti Climbing Device (ACD)
ACD disebut juga penghalang panjat berfungsi untuk menghalangi orang yang tidak berkepentingan untuk naik tower. ACD dibuat runcing, berjarak 10cm dengan yang lainnya dan dipasang di setiap kaki tower dibawah Rambu tanda bahaya.

3.3.4.12 Step Bolt
Step bolt adalah baut yang dipasang dari atas ACD ke sepanjang badan tower hingga super structure dan arm kawat petir. Berfungsi untuk pijakan petugas sewaktu naik maupun turun dari tower.
3.3.4.13 Halaman Tower 
Halaman tower adalah daerah tapak tower yang luasnya diukur dari proyeksi keatas tanah galian pondasi. Biasanya antara 3 hingga 8 meter di luar stub tergantung pada jenis tower .





Gambar 3.4 Halaman Tower
3.3.5 Konduktor
Konduktor adalah media untuk tempat mengalirkan arus listrik dari Pembangkit ke Gardu induk atau dari GI ke GI lainnya, yang terentang lewat tower-tower. Konduktor pada tower tension dipegang oleh tension clamp, sedangkan pada tower suspension dipegang oleh suspension clamp. Dibelakang clamp tersebut dipasang rencengan isolator yang terhubung ke tower.
3.3.5.1 Bahan Konduktor
Bahan konduktor yang dipergunakan untuk saluran energi listrik perlu memiliki sifat sifat sebagai berikut :
a. konduktivitas tinggi
b. kekuatan tarik mekanikal tinggi
c. titik berat
d. biaya rendah
e. tidak mudah patah
Konduktor jenis Tembaga (BC : Bare copper) merupakan penghantar yang baik karena memiliki konduktivitas tinggi dan kekuatan mekanikalnya cukup baik. Namun karena harganya mahal maka konduktor jenis tembaga rawan pencurian.
Aluminium harganya lebih rendah dan lebih ringan namun konduktivitas dan kekuatan mekanikalnya lebih rendah dibanding tembaga. Pada umumnya SUTT maupun SUTET menggunakan ACSR (Almunium Conductor Steel Reinforced). 
Bagian dalam kawat berupa steel yang mempunyai kuat mekanik tinggi, sedangkan bagian luarnya mempunyai konduktifitas tinggi. Karena sifat electron lebih menyukai bagian luar kawat daripada bagian sebelah dalam kawat maka ACSR cocok dipakai pada SUTT/SUTET. Untuk daerah yang udaranya mengandung kadar belerang tinggi dipakai jenis ACSR/AS, yaitu kawat steelnya dilapisi dengan almunium.
Pada Saluran transmisi yang perlu dinaikkan kapasitas penyalurannya namun SUTT tersebut berada didaerah yang rawan sosialnya tinggi dan sulit dilakukan pemadaman semua sisi, maka dipasang konduktor jenis TACSR (Thermal Almunium Conductor Steel Reinforced) yang mempunyai kapasitas besar tetapi berat kawat tidak mengalami perubahan yang banyak.
Konduktor pada SUTT/SUTET merupakan kawat berkas (stranded) atau serabut yang dipilin, agar mempunyai kapasitas yang lebih besar dibanding kawat pejal.
3.3.5.2 Urutan Fasa
Pada sistem arus putar, keluaran dari generator berupa tiga fasa, setiap fasa mempunyai sudut pergerseran fasa 120º. Pada SUTT dikenal fasa R; S dan T yang urutan fasanya selalu R diatas, S ditengah dan T dibawah. Namun pada SUTET urutan fasa tidak selalu berurutan karena selain panjang, karakter SUTET banyak dipengaruhi oleh faktor kapasitansi dari bumi maupun konfigurasi yang tidak selalu vertikal. Guna keseimbangan impendansi penyaluran maka setiap 100 kM dilakukan transposisi letak kawat fasa.
3.3.5.3 Penampang dan Jumlah Konduktor
Penampang dan jumlah konduktor disesuaikan dengan kapasitas daya yang akan disalurkan, sedangkan jarak antar kawat fasa maupun kawat berkas disesuaikan dengan tegangan operasinya. Jika kawat terlalu kecil maka kawat akan panas dan rugi transmisi akan besar. Pada tegangan yang tinggi (SUTET) penampang kawat , jumlah kawat maupun jarak antara kawat berkas mempengaruhi besarnya corona yang ditengarai dengan bunyi desis atau berisik.
3.3.5.4 Jarak Antar Kawat Fasa
Jarak kawat antar fasa SUTT 70 kV idealnya adalah 3 meter, SUTT 150 kV = 6 meter dan SUTET 500 kV =12 meter. Hal ini karena menghindari terjadinya efek ayunan yang dapat menimbulkan flash over antar fasa.
3.3.5.5 Perlengkapan Kawat Penghantar
Perlengkapan atau fitting kawat penghantar adalah: Spacer, vibration damper. Untuk keperluan perbaikan dipasang repair sleeve maupun armor rod. Sambungan kawat disebut mid span joint.
3.3.6 Ground Wire
Ground wire atau Earth wire (kawat petir / kawat tanah) adalah media untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir. Kawat ini dipasang di atas kawat fasa dengan sudut perlindungan yang sekecil mungkin, karena dianggap petir menyambar dari atas kawat. Namun jika petir menyambar dari samping maka dapat mengakibatkan kawat fasa tersambar dan dapat mengakibatkan terjadinya gangguan.
Kawat pada tower tension dipegang oleh tension clamp, sedangkan pada tower suspension dipegang oleh suspension clamp. Pada tension clamp dipasang kawat jumper yang menghubungkannya pada tower agar arus petir dapat dibuang ke tanah lewat tower. Untuk keperluan perbaikan mutu pentanahan maka dari kawat jumper ini ditambahkan kawat lagi menuju ketanah yang kemudian dihubungkan dengan kawat pentanahan.
3.3.6.1 Bahan Ground Wire
Bahan ground wire terbuat dari steel yang sudah digalvanis, maupun sudah dilapisi dengan almunium. Pada SUTET yang dibangun mulai tahun 1990an, didalam ground wire difungsikan fibre optic untuk keperluan telemetri, tele proteksi maupun telekomunikasi yang dikenal dengan OPGW (Optic Ground Wire), sehingga mempunyai beberapa fungsi.

3.3.6.2 Jumlah dan Posisi Ground Wire
Jumlah ground wire paling tidak ada satu buah diatas kawat fasa, namun umumnya di setiap tower dipasang dua buah. Pemasangan yang hanya satu buah untuk dua penghantar akan membuat sudut perlindungan menjadi besar sehingga kawat fasa mudah tersambar petir. Jarak antara ground wire dengan kawat fasa di tower adalah sebesar jarak antar kawat fasa, namun pada daerah tengah gawangan dapat mencapai 120% dari jarak tersebut.
3.3.7 Isolator
Isolator adalah media penyekat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan. Fungsi isolator pada SUTT/SUTET adalah untuk mengisolir kawat fasa dengan tower. 
3.3.7.1 Nilai Isolasi 
Besarnya isolasi pada umumnya 3 hingga 3,3 kali tegangan sistem, dimaksudkan akan tahan terhadap muka tegangan petir pada waktu 1,2 mikro detik. Apabila nilai isolasi menurun akibat dari polutan maupun kerusakan pada isolasinya, maka akan terjadi kegagalan isolasi yang akhirnya dapat menimbulkan gangguan.
3.3.7.2 Jenis Isolator
Isolator terbagi atas beberapa jenis yaitu:

3.3.7.2.1 Menurut bentuknya: 
• Piringan yaitu isolator yang berbentuk piring, salah satu sisi dipasang semacam mangkuk logam dan sisi lainnya dipasang pasak. Antara pasak dengan mangkuk diisolasi dengan semen khusus. 
Ada dua macam model sambungannya: Ball & socket, clevis & eye. Pemasangan isolator jenis piring ini digandeng-gandengkan dengan piringan lainnya. Jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan isolasi terhadap tegangan yang bekerja di transmisi tersebut. Jenis ini mempunyai fleksibelitas yang tinggi, karena bisa dipakai sebagai isolator gantung maupun isolator tarik. 
• Long rod adalah isolator yang berbentuk batang panjang, di kedua ujungnya dipasang sarana penghubung yang terbuat dari logam. Sirip-sirip isolator berada di antara kedua ujung tersebut. Isolator jenis ini dipakai sebagai isolator gantung.
• Pin isolator tidak digunakan di SUTT/SUTET. 
• Post isolator adalah isolator berbentuk batang panjang, di kedua ujungnya dipasang sarana penghubung yang terbuat dari logam. Isolator ini dipakai sebagai isolator yang didudukkan.
3.3.7.2.2 Menurut Bahannya
Bahan isolator terbuat dari:
• Keramik: mempunyai keunggulan tidak mudah pecah, tahan terhadap cuaca, harganya relatif mahal. Pada umumnya isolator menggunakan bahan ini.
• Gelas/kaca: Mempunyai kelemahan mudah pecah namun harganya murah. Digunakan hanya untuk isolator jenis piring.
Sambungan isolator yaitu batang pasak dan mangkuknya terbuat dari logam digalvanis. Pada daerah yang banyak mengandung uap garam maupun zat kimia tertentu dapat membuat batang pasak karatan dan putus. Akhir-akhir ini dikembangkan teknik untuk melapisi batang pasak tersebut dengan zink
3.3.7.2.3 Menurut Bentuk Pasangannya

• “I” string 
• “V” string
• Horisontal string
• Single string
• Double string
• Quadru 
Pada daerah yang rawan lingkungan maupun kemampuan mekanik yang belum mencukupi harus dilakukan penguatan rencengan isolator, sebagai contoh:dibuat double string.
3.3.7.3 Speksifikasi Isolator
Setiap isolator harus mempunyai speksifikasi dari fabrikan yang mencantumkan:
• Standar mutu, misalnya dari IEC
• Type
• Model sambungan
• Panjang creepage atau alur (mm)
• Kuat mekanik (kN)
• Panjang antar sambungan (mm)
• Berat satuan (kg)
• Diameter (mm)
• Tegangan lompatan api frekwensi rendah kondisi basah (kV)
• Tegangan lompatan impuls kondisi kering (kV)
• Tegangan tembus (kV)
3.3.7.4 Karakteristik Listrik
Bahan Isolator yang diapit oleh oleh logam merupakan kapasitor. Kapasitansinya diperbesar oleh polutan maupun kelembaban udara dipermukaannya. Bagian ujung saluran mengalami tegangan permukaan yang paling tinggi, sehingga dibutuhkan arcing horn untuk membagi tegangan tersebut lebih merata ke beberapa piring isolator lainnya.
3.3.7.5 Karakteristik Mekanik
Isolator harus memiliki kuat mekanik guna menanggung beban tarik kawat maupun beban berat isolator dan kawat penghantar. Umumnya mempunyai Safety faktor 6.
3.3.7.6 Perlengkapan/Fitting Isolator
Berfungsi untuk menghubungkan rencengan isolator dengan arm tower maupun kawat penghantar, diantaranya: U bolt, shackle, ball eye, ball clevis, socket eye, socket clevis, link, extension link, double clevis, dan lain sebagainya, Bahan terbuat dari baja digalvanis dan mempunyai kuat mekanik sesuai beban yang ditanggungnya.

3.3.8 Tension Clamp
Tension clamp adalah alat untuk memegang ujung kawat penghantar, berfungsi untuk menahan tarikan kawat di tower tension. Pemasangan tension clamp harus benar-benar sempurna agar kawat penghantar tidak terlepas. Sisi lain dari tension clamp dihubungkan dengan perlengkapan isolator. agar tidak terjadi pemanasan yang akhirnya dapat memutuskan hubungan kawat jumper .
Pada tower tension dibutuhkan kawat penghubung antara kedua ujung kawat penghantar di kedua sisi cross arm, kawat ini disebut jumper. Bagian bawah tension clamp terdapat plat berbentuk lidah untuk menghubungkan kawat jumper tersebut. Sambungan ini harus kuat dan kencang
3.3.9 Suspension Clamp
Suspension clamp adalah alat yang dipasangkan pada kawat penghantar ke perlengkapan isolator gantung, berfungsi untuk memegang kawat penghantar pada tower suspension. Kawat penghantar sebelum dipasang suspension clamp pada harus dilapisi armor rod agar mengurangi kelelahan bahan pada kawat akibat dari adanya vibrasi atau getaran pada kawat penghantar.
Pada kondisi tertentu yaitu letak tower yang terlalu rendah dibanding tower-tower sebelahnya maka dipasang pemberat atau counter weight agar rencengan isolator tidak tertarik ke atas.
3.3.10 Compression Joint
Karena masalah transportasi, panjang konduktor dan GSW dalam satu gulungan (haspel) mengalami keterbatasan. Oleh karenanya konduktor dan GSW tersebut harus disambung. 
Sambungan (joint) harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain :
• konduktivitas listrik yang baik 
• kekuatan mekanis dan ketahanan yang tangguh
Compression joint adalah material untuk menyambung kawat penghantar yang cara penyambungannya dengan alat press tekanan tinggi.
Compression joint kawat penghantar terdiri dari dua komponen yang berbeda yaitu:
• Selongsong steel berfungsi untuk menyambung steel atau bagian dalam kawat penghantar ACSR
• Selongsong almunium berfungsi untuk menyambung almunium atau bagian luar kawat penghantar ACSR
Penyambungan kawat didahului dengan penyambungan kawat steel, dilanjutkan dengan penyambungan kawat almunium.
Penempatan compression joint harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 
• Diusahakan agar berada di tengah-tengah gawangan atau bagian terrendah daripada andongan kawat.
• Tidak boleh berada di dekat tower tension (sisi kawat yang melengkung ke bawah terhadap tengah gawang).
• Tidak boleh di atas jalan raya, rel KA, SUTT lainnya
3.3.11 Spacer
Spacer adalah alat perentang kawat penghantar terbuat dari bahan logam dan berengsel yang dilapisi karet. Pada SUTET spacer ini merangkap sebagai vibration damper.
Fungsi spacer adalah:
• Memisahkan kawat berkas agar tidak beradu 
• Pada jarak yang diinginkan dapat mengurangi bunyi desis / berisik corona
• Penempatan yang dipandu dari fabrikan dapat mengurangi getaran kawat
3.3.12 Damper
Damper atau vibration damper adalah alat yang dipasang pada kawat penghantar dekat tower, berfungsi untuk meredam getaran agar kawat tidak mengalami kelelahan bahan.
Bentuk damper menyerupai dua buah bandul yang dapat membuang getaran kawat.
3.3.13 Armor Rod
Armor rod adalah alat berupa sejumlah urat kawat yang dipilin, berfungsi untuk melindungi kawat dari kelelahan bahan maupun akibat adanya kerusakan. Bahan armor rod adalah almunium keras, sehingga dapat menjepit kawat denga erat.
3.3.14 Pentanahan Tower
Pentanahan Tower adalah perlengkapan pembumian sistem transmisi, berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari badan tower kebumi.
3.3.14.1 Nilai Pentanahan Tower
Nilai pentanahan tower harus dibuat sekecil mungkin agar tidak menimbulkan tegangan tower yang tinggi yang pada akhirnya dapat mengganggu sistem penyaluran:
• Sistem 70kV : maksimal 5 Ohm
• Sistem 150kV : maksimal 10 Ohm
• Sistem 500kV : maksimal 15 Ohm
3.3.14.2 Jenis Pentanahan
• Electroda bar : suatu rel logam yang ditanam di dalam tanah. Pentanahan ini paling sederhana dan efektif,dimana nilai tahanan tanah adalah rendah
• Electroda plat : plat logam yang ditanam di dalam tanah secara horisontal atau vertikal. Pentanahan ini umumnya untuk pengamanan terhadap petir.
• Counter poise electroda: suatu konduktor yang digelar secara horisontal di dalam tanah. Pentanahan ini dibuat pada daerah yang nilai tahanan tanahnya tinggi. Atau untuk memperbaiki nilai tahanan pentanahan.
• Mesh electroda: yaitu sejumlah konduktor yang digelar secara horisontal di tanah yang umumnya cocok untuk daerah kemiringan.
3.3.14.3 Jenis Sambungan Pada Tower 
• Penyambungan langsung pada stub bagian bawah
• Penyambungan dibagian atas stub 








3.3.14.4 Komponen Pentanahan Tower
• Kawat pentanahan: terbuat dari bahan yang konduktifitasnya besar: tembaga.
• Klem pentanahan atau sepatu kabel: bahan tembaga yang tebal
• Batang pentanahan: terbuat dari pipa tembaga atau besi galvanis
• Klem sambungan kawat pentanahan terbuat dari tembaga.
3.3.15 Repair Sleeve
Repair sleeve adalah selongsong almunium yang terbelah menjadi dua bagian dan dapat ditangkapkan pada kawat penghantar, berfungsi untuk memperbaiki konduktifitas kawat yang rantas, cara pemasangannya dipress dengan hydraulic tekanan tinggi
3.3.16 Bola Pengaman
Bola pengaman adalah rambu peringatan terhadap lalu lintas udara, berfungsi untuk memberi tanda kepada pilot pesawat terbang bahwa terdapat kawat transmisi. Bola pengaman dipasang pada ground wire pada setiap jarak 50 m hingga 75 meter sekitar lapangan/bandar udara.


3.3.17 Lampu Aviasi
Lampu aviasi adalah rambu peringatan berupa lampu terhadap lalu lintas udara, berfungsi untuk memberi tanda kepada pilot pesawat terbang bahwa terdapat kawat transmisi.
Jenis Lampu Aviasi 
• Lampu aviasi yang terpasang pada tower dengan supply dari Jaringan tegangan rendah
• Lampu aviasi yang terpasang pada kawat penghantar dengan sistem induksi dari kawat penghantar
3.3.18 Arching Horn
Arcing horn adalah peralatan yang dipasang pada sisi Cold (tower) dari rencengan isolator.
Fungsi arcing horn:
• Media pelepasan busur api dari tegangan lebih antara sisi Cold dan Hot (kawat penghantar)
• Pada jarak yang diinginkan berguna untuk memotong tegangan lebih bila terjadi: sambaran petir; switching; gangguan, sehingga dapat mengamankan peralatan yang lebih mahal di Gardu Induk (Trafo)
Media semacam arcing horn yang terpasang pada sisi Hot (kawat penghantar) adalah:
• Guarding ring : berbentuk oval, mempunyai peran ganda yaitu sebagai arcing horn maupun pendistribusi tegangan pada beberapa isolator sisi hot. Umumnya dipasang di setiap tower tension maupun suspension sepanjang transmisi.
• Arcing ring : berbentuk lingkaran, mempunyai peran ganda yaitu sebagai arcing horn maupun pendistribusi tegangan pada beberapa isolator sisi hot. Umumnya hanya terpasang di tower dead end dan gantry GI.