Perhitungan tower ploting, daging dan spotting

Pengertian Tower Plotting, Sagging dan Spotting

1.1  Plotting
Adalah memplotting/meletakkan tower sesuai dengan jenis tower yang dibutuhkan berdasarkan sudut belok, tinggi tower pada profile memanjang jalur SUTT dan SUTET.
Plotting tower ini pada umumnya dilakukan per section, sehingga lebih mudah dikontrol dan mudah diperbaiki jika ada yang kurang sempurna atau terdapat kesalahan.

1.2  Sagging
Sagging, dalam pelaksanaannya sering disebut dengan istilah Andongan atau lendutan, dalam hal ini adalah andongan konduktor/kawat jaringan sebuah Saluran Udara Tegangan Tinggi dan Saluran Tegangan Ekstra Tinggi.
Jadi sagging adalah membuat/menggambar andongan/lendutan pada masing – masing span, setelah dilaksanakan plotting tower, hal ini dilakukan pada jalur SUTT/SUTET per section.

1.3  Spotting / Pegging
Spotting adalah mengimplementasikan hasil Plotting dan Sagging, dengan melakukan pengukuran dilapangan mulai dari titik awal tower ke titik tower berikutnya dengan memperhatikan sudut belok, jarak span horizontal dan referensi titik koordinat serta titik ikat (titik poligon).

2         Beberapa Hal yang Berhubungan dengan Tower Plotting dan Sagging Konduktor

2.1  Span
Adalah panjang rentang 2 (dua) tower yang berurutan, atau jarak antara dua tower yang berurutan yang dinyatakan dengan satuan meter.


2.2  Basic Span
Adalah panjang rentang dasar antara 2 (dua) tower dengan nilai yang ditentukan, atau jarak dasar antara dua tower yang berurutan dengan nilai yang ditentukan.




2.4 Weight Span
Sering disebut Rentang Berat adalah jarak antara titik berat andongan/lendutan konduktor/kawat pada 2 (dua) span yang berurutan untuk temperatur maksimum, tanpa dipengaruhi oleh beban angin, dan dinyatakan dengan satuan meter.



2.5 Rasio Weight Span (WT)  dan Wind Span (WD)
Tujuannya adalah untuk mengetahui rasio / perbandingan Weight Span (WT) dan Wind Span (WD) minimum yang disyaratkan (tidak terjadi kekurangan berat yang berakibat terjadinya ayunan pada isolator) terutama beban yang bekerja pada tower suspension
Terdapat beberapa minimum Ratio WT/WDantara lain :
·            0,5
·            0,7
Weight Span (WT) dan Wind Span (WD) yang timbul tidak boleh melebihi persyaratan yang diijinkan (SPLN T5 004 2010) :
·         Untuk Tower dengan tegangan 150 kV WT = 700 m; WD = 500 m
·         Untuk Tower dengan tegangan 275 kV WT = 800 m; WD = 500 m
·         Untuk Tower dengan tegangan 500 kV WT = 1500 m; WD = 550 m


3         Langkah-langkah dalam melakukan Tower Plotting - Sagging - Spotting
Plotting – Sagging Transmisi/SUTT/SUTET dilakukan pada gambar profile memanjang jalur SUTT dan SUTET yang dibuat berdasarkan detail pengukuran dilapangan, terdiri dari beberapa langkah yang harus diperhatikan, yaitu :
1)    Profil memanjang jalur transmisi
2)    Menentukan section jalur transmisi
3)    Plotting tower
4)    Sagging
5)    Pembuatan sagging template
6)    Membuat gambar andongan/lendutan konduktor ACSR
7)      Langkah – langkah perhitungan dalam pembuatan templete / mal andongan atau sagging templete untuk konduktor jenis ACSR
8)      Spotting / Pegging

3.1  Profile Memanjang Jalur Transmisi
Harus mempersiapkan gambar profile memanjang yang memuat informasi lapangan lengkap diantaranya adalah data elevasi pada titik – titik yang mempunyaibeda elevasi, jarak titik-titik pada centre line yang berbeda, gambar profile harus dilengkapi gambar situasi yang memuat kontur tanah jalur Transmisi, slope jalur dll.

3.2  Menentukan Section Jalur Transmisi
a)    Membagi jalur transmisi menjadi beberapa section, dimana 1 (satu) section tersebut adalah start dari titik sudut belok awal (pertama) sampai dengan titik sudut beluk berikutnya, dimana sudut belok tersebut sudah ditentukan pada profile memanjang.
b)    Menambah dan atau mengurangi jumlah section, dalam hal membuat section baru tambahan, dapat dilakukan pada jalur lurus dan section yang mempunyai jarak lebih dari 10 km.

3.3  Plotting Tower
a)    Menentukan/mengeplot Tower pada section dengan berbedoman pada panjang/jarak basic span yang telah ditentukan dari awal.
b)    Pada titik awal section dan titik akhir section diplot Tower SudutJika salah satu atau lebih plotting tower terletak di lokasi yang tidak baik, maka bisa digeser kearah maju atau mundur dengan memperhatikan maximum span dan ketentuan wind span maximum yang telah ditentukan.
c)    Plotting tower tidak direkomendasi terletak di lokasi rawa, pinggir sungai dengan jarak dekat, didaerah pemukiman, didaerah sensitif, dll
d)    Plotting tower dead end diusahakan terletak dititik dengan jarak tidak lebih dari 80 meter dari gantry Switch yard Gardu Induk.
e)    Menghitung/menentukan jarak ekuivalen span pada masing – masing section yang dinyatakan dalam satuan meter.

3.4  Sagging
a)  Mempersiapkan alat sagging :
1)     Penggaris segitiga, Busur derajat, Penggaris skala tinggi tower, Penggaris skala.
2)     Sagging templete dengan 3 (tiga) jenis ekivalent span.


b)   Melakukan sagging di profile memanjang yang sudah dlengkapi dengan plotting tower, untuk mendapatkan sagging yang sesuai dengan kebutuhan, maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini :
1)     Menentukan Ground clearance yang disyaratkan,
Ground Clearance adalah jarak vertikal antara titik andongan terendah dengan tanah dibawahnya/centre line.
Bila terdapat slope, maka harus diukur jarak vertikal antara titik andongan terendah terhadap tanah yang segaris dengan konduktor dan diukur jarak terdekat antara slope dan titik terendah andongan dalam kondisi swing konduktor sebesar sudut 45 derajat.
Variasi jarak ground clearance diantaranya adalah 12,5 meter, 15 meter, dan 18 meter
2)     Tinggi tower : Tinggi standarExtension 3M,Extension 6MExtension 9MExtension 12M
3)     Minimum Rasio antara Weight Span dan Wind Span ( Ratio : 0,5  atau 0,7)
4)     Bila berdasarkan plotting dan sagging terdapat tower yang memikul beban comprese/tekan yang berlebihan dan atau memikul beban uplift/angkat yang berlebihan, maka dapat dilakukan modifikasi plotting dan sagging sehingga tower – tower tersebut terbebani pada batas yang ditentukan, yaitu dengan cara :
·      Mengurangi atau menambah tinggi tower
·      Menggeser tower maju atau mundur, tetapi masih tetap pada centre line jalur yang ada.
·      Mengganti type tower dengan type tower yang mempunyai kekuatan daya dukung lebih besar. 

3.5  Pembuatan Sagging Template
a)      Parameter
1)            Nama/jenis konduktor :
-     ACSR
-     TACSR
-     AC3
-     GACSR
2)            Diameter Konduktor
3)            Luas Penampang Konduktor
4)            Berat Konduktor
5)            Modulus Elastisitet
6)            Koefisien Termis
7)            Tension  pada t.10 ºC (without wind)
8)            Tension pada t. 80 ºC
9)            Ekivalen Span

b)      Notasi notasi yang dipergunakan dalam perhitungan
A               =  Luas penampang konduktor
D              =  Diameter penampang konduktor
g               =  Berat konduktor per m’ (meter lari)
UTS          =  Ultimate Tensile Strength
E               =  Modulus Elastisitas konduktor
Z               =  Koefisien Muai Linier konduktor
ɤ               =  g/A
                 =  akibat beban angin
δt                   =  Tegangan/tension yang timbul pada konduktor
L               =  Span (Jarak antara tower)
t                =  Temperatur pada konduktor
m              =  koefisien kwadratis parabola
H              =  ketinggian konduktor terendah pada tower dengan tinggi standar
y               =  Sag/lendutan/andongan



3.6  Langkah – Langkah Perhitungan Dalam Pembuatan Templete / Mal Andonganatau Sagging Templete Untuk Konduktor Jenis ACSR

a)    Menentukan konduktor/kawat yang akan digunakan pada SUTT atau SUTET.
b)    Mencari/mengumpulkan data primer dari konduktor ( data sudah tersedia di spesifikasi teknis yang dikeluarkan Pabrikan) dan data lain yang sudah ditentukan pada persyaratan teknis yang disediakan oleh engineer seperti Maximum working tension pada temperature minimum.
c)    Menghitung tension pada temperature minimum (t = 10ºC) tanpa beban angin (without wind load) denganmenggunakan rumus diatas *)  
d)    Menentukan dengan cara menghitung tegangan/tension yang timbul di konduktor pada kondisi temperatur terendah 80ºC dengan menggunakanrumus diatas *) (tanpa beban angin)
e)    Jika tegangan/tension yang bekerja di konduktor pada kodisi temperatur 10ºC dan 80ºC sudah diketahui, maka dapat dibuat andongan dengan formula parabola/formula sagging seperti dibawah ini.



3.7  Membuat Gambar Andongan/Lendutan Konduktor ACSR

Untuk membuat gambar andongan/Mal andongan konduktor ACSR, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu :
a)    Menentukan Skala Horizontal dan skala Vertikal
·         Skala Horizontal =  1  :  2.000 atau  1  :  4.000
·         Skala Vertikal     =   1  :  400    atau  1  :  800
b)    Menentukan Koordinat “x” (jarak horizontal dengan referensi skala yang digunakan)
c)    Menghitung koordinat “y” (jarak vertikal dengan referensi skala yang digunakan)
      
Formula Koordinat y è y =                  (meter)
                
                 L   : jarak horizontal (X)    (meter)
                 g  : berat konduktor per meter (meter)
                 T   : Tegangan/tension pada kondisi tempertur 80 º C (kg/m2)
                       
d)    Masukkan kedalam tabel koordinat ”x”dan “y” yang sudah didapat
e)    Gambarkan grafik parabola (sagg/andongan), dengan menggambar titik - titik koordinat ”x” dan “y” pada diagram cartesian di kwadran 2 dan lakukan mirror di kwadran 1, maka terbentuklah grafik sagging/andongan.


3.8  Langkah-Langkah Spotting / Pegging

Dalam melakukan spotting/peging tower dilapangan, terdapat beberapa tahapan dan beberapa hal yang perlu disiapkan, diantaranya adalah :
a)    Disiapkan dan diperiksa Draft Tower Schedule
b)    Disiapkan Profile memanjang jalur SUTT/SUTET
c)    Disiapkan alat ukur berupa Theodolith dan accessoriesnya
d)    Disiapkan Patok titik tower (Patok Bench Mark) dan patok arah, dimana dimensi patok arah lebih kecil dari pada patok BM.

Jika persiapan tersebut sudah dilakukan lengkap, maka pekerjaan spoting/peging sudah dapat dimulai :
a)      Tentukan titik awal (titik tower Dead End) didekat gantry S/Y dengan referensi titik ikat, atau dengan mengukur dari arah tengah – tengah gantry 2 bay lalu arahkan dengan sudut tegak lurus keluar dengan jarakuntuk tegangan 150 kV adalah 30 s/d100 m dan untuk tegangan 500 kVadalah 60 s/d 150 m
b)      Selanjutnya dengan menggunakan theodolit diukur dari titik awal (titik dead end tower) kearah tower berikutnya dengan referensi draft tower schedule dan titik centre line yang sudah tersedia.
c)      Titik tower yang sudah didapat kemudian dipasang patok BM dan Patok arah      (patok arah dipasang pada arah tower dibelakangnya dan arah tower didepannya)
d)      Untuk titik berikutnya dilakukan seperti pada butir b dan c tersebut diatas, dengan memeperhatikan data yang tercantum di tower schedule (sudut belok/sudut deviasi, jarak span).
e)      Jika titik spoting terletak pada lokasi yang tidak baik, seperti ditengah kolam, ditepi sungai, dilokasi dengan kontur tanah yang mempunyai beda elevasi yang extrim, maka dapat dilakukan penggeseran tanpa perubahan type tower atau penggeseran dengan perubahan type tower yang berpedoman pada kaidah spotting dan sagging.
f)      Jika telah dilaksanakan seperti pada butir e tersebut diatas tetapi tidak mendapatkan lokasi tower yang baik, maka dapat dilakukan tambahan titik tower (titik lokasi tower sisipan). 
Pengukuran spotting dilaksanakan sampai di tower akhir (dead tower) dengan melakukan modifikasi jarak maupun sudut deviasi serta sisipan tower, sehingga mendapatkan masing – masing lokasi tower yang baik dan terbentuk jalur SUTT/SUTET sesuai dengan kebutuhan teknis.