Cara Menggunakan Transformator Ukur

Artikel kali ini akan membahas sekilas saja tentang transformator untuk pengukuran atau yang biasa disebut Transformator Ukur. Transformator ukur didisain secara khusus untuk pengukuran dalam sistem daya. Transformator ini banyak digunakan dalam sistem daya karena mempunyai keuntungan, antara lain:

• Memberikan isolasi elektrik bagi sistem daya

• Tahan terhadap beban untuk berbagai tingkatan

• Tingkat keandalan yang tinggi

• Secara fisik lebih sederhana bentuknya, dan

• Secara ekonomi lebih murah

Transformator pengukuran terdiri dari:

• Transformator tegangan (Voltage transformator, VT atau Potential Transformator, PT)

• Transformator arus (Current Transformator, CT)

Arus dan tegangan pada peralatan daya yang harus dilindungi dirubah oleh transformator arus dan transformator tegangan ke tingkat yang lebih rendah untuk pengoperasian relai. Tingkat-tingkat yang lebih rendah ini diperlukan karena dua alasan, yaitu:

• Tingkat masukan yang lebih rendah ke relai-relai menjadikan komponen-komponen yang digunakan untuk konstruksi relai-relai tersebut secara fisik menjadi cukup kecil, karena itu dilihat dari segi ekonomi biayanya akan lebih murah.

• Dan bagi manusia (pekerja) yang bekerja dengan relai-relai tersebut dapat bekerja dalam suatu lingkungan yang aman.

Daya yang diserap oleh transformator ini untuk melakukan kerjanya tidak seberapa besar, karena beban yang dihubungkan hanya terdiri dari relai-relai dan alat-alat ukur (meteran) yang mungkin hanya digunakan pada waktu tertentu.

Beban pada transformator ukur (CT dan PT) dikenal sebagai muatan (Burden) dari transformator tersebut. Istilah muatan biasanya melukiskan impedansi yang dihubungkan pada kumparan sekunder transformator itu, tetapi dapat juga menetapkan voltampere yang diberikan kepada beban.

Transformator tegangan mempunyai standar tegangan sekunder 120 volt.

Transformator arus (CT) mempunyai standar arus sekunder 5 ampere.

Transformator arus dibagi menjadi 2 kelas, yaitu:

• Transformator arus kelas H (reaktansi bocor tinggi)

• Transformator arus kelas L (reaktansi bocor rendah)

Keduanya mempunyai standar ketelitian 2,5% dan 10%.

sepertinya cukup sekian dulu ya pengenalan mengenai trafo ukur, untuk detailnya akan dibahas lebih lanjut nanti.