Alasan mengapa tegangan tinggi di jaringan transmisi

Pernahkah kita melihat jalur transmisi tenaga listrik di pinggir jalan? Mungkin yang kita lihat adalah sebuah tiang listrik dengan tiga buah kabel yang membentang. Taukah anda, tiga kabel tersebut memiliki voltase 380 volt, bukan 220v seperti yang terukur di rumah kita. Mengapa demikian ?

SUTET dengan transmisi ratusan kilovolt
Sebenarnya, 380 Volt itu masih tergolong kecil. Dari stasiun pembangkit, tegangan yang dihasilkan mencapai 500KV atau 500.000 volt ! Tegangan yang tinggi ini menyuplay daya melalui kabel bernama SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi). Disebut saluran Udara karena kabel penghantarnya di bentangkan di udara,selain itu ada juga kabel yang dibentangkan di bawah tanah. Tegangan Sebesar 500KV kemudian diturunkan lagi menjadi 170KV, 20KV, 1000V, 380V dan akhirnya melalui Trafo distribusi turun menjadi 220V AC.

Trafo distribusi untuk menurunkan tegangan (spanning) ke konsumen
Mengapa Diperlukan Tegangan Tinggi dalam saluran Transmisi ? mengapa tidak langsung 220V saja dari pembangkit dan disalurkan ? Jawabannya adalah, Penggunaan Tegangan Tinggi dalam transmisi listrik mempunyai fungsi yang sangat penting. Setidaknya ada 3 fungsi tegangan tinggi dalam transmisi listrik yaitu :


    1. Mengurangi Rugi daya pada pembangkit

Jika menggunakan tegangan Tinggi, Rugi – rugi daya pada saluran transmisi akibat resistansi dari penghantar dapat dikurangi. Perlu diketahui, sebuah kabel tembaga yang membentang memiliki resistansi yang besarnya berbanding lurus dengan panjang kabel dan berbanding terbalik dengan luas penampang kabel.

Contoh sederhana , sebuah pembangkit dapat menyuplay daya (P) listrik sebesar 10.000 watt dengan tegangan 1000v pada kabel transmisi sepanjang 10Km. Maka arus (I) yang dapat mengalir adalah I = P /  V = 10.000 / 1000 = 10 Ampere. Dari panjang kabel 10Km ternyata memiliki resistansi (R) 10 ohm. sehingga,  Rugi daya yang ditimbulkan adalah P = I2 * R  = (10*10) * 10 = 100 watt. Daya yang dapat disalurkan ke konsumen adalah 10.000 -100 = 9.900  

Nah, Jika tegangan DINAIKKAN 10 kali lipat sehingga menjadi 10.000V, maka arus yang dapat mengalir adalah I = P / V = 10.000 / 10.000  =  1 Ampere. Rugi daya pada kabel penghantar hanya sebesar P = I2 * R  = (1*1) * 10 = 10 watt saja ! Sehingga daya yang dapat disalurkan ke konsumen adalah sebesar 10.000-10 = 9990 watt.

Bagaimana jika tegangannya dinaikkan 100 kali lipat ?  


      2. Mengurangi jatuh tegangan pada ujung Transmisi

Selain mengurangi rugi daya, Resistansi pada kabel penghantar juga menimbulkan jatuh tegangan pada ujung penghantar. Ambil saja contoh diatas, jika rugi daya sebesar 100watt, maka tegangan yang hilang pada penghantar adalah V = P / I = 100 / 10 = 10v .namun , jika tegangan dinaikkan sehingga rugi daya menjadi 10 watt, maka jatuh tegangan adalah V = P / I = 10 / 10 = 1V saja. Tentunya sangat kecil dibanding dengan tegangan Transmisi. 


      3. Menghemat biaya Kabel konduktor

Setiap jenis penghantar memiliki kemampuan masing masing dalam menghantarkan arus litrik. Semakin besar Luas penampang kabel, lebih besar pula kemampuan dalam menghantarkan muatan listrik.

Dengan menggunakan Tegangan tinggi, maka arus listrik yang mengalir pada kabel penghantar hanya beberapa ampere saja, sehingga tidak perlu menggunakan kabel dengan luas penampang besar yang harganya mahal. Dengan demikian, biaya  jalur transmisi dan perawatannya akan semakin murah.