Cara menghitung input output transmitter

Pernahkan Anda mengalami lupa akan sesuatu yang sebenarnya sederhana? Dan umumnya yang lupa itu adalah berupa hapalan, seperti rumus. Misalnya rumus untuk mengkonversi satuan temperatur dari derajat Celsius ke derajat Fahrenheit. Umumnya kita menggunakan rumus hapalan yakni:
{(9/5)*x°F} + 32
Sehingga untuk mengetahui berapa °F dari temperatur 50°C, jika menggunakan rumus di atas menjadi  {(9/5)*x°F} + 32 = {(9/5)*50°F} + 32 = 122°F
Cukup mudah bukan? Ya, jika kita hapal rumusnya. Masalahnya adalah jika kita benar-benar lupa rumusnya.
Perhitungan hubungan input-output transmitter
Hal serupa mungkin terjadi saat kita sedang melakukan kalibrasi, katakana saja sebuah pressure transmitter, misalnya dengan input tekanan 0-300 PSI dan output 4-20mA. Jika kita menggunakan metoda 5 titik kalibrasi (0%, 25%, 50%, 75% dan 100%), mungkin akan cukup mudah bagi kita, harus berapa kita memberikan tekanan pada transmitter tersebut pada saat melakukan pengujian di 50% (12mA). Tapi lain halnya jika kita melakukan verifikasi pressure transmitter tersebut saat sudah di-online-kan, misalnya kita mendapati tekanan di sisi input transmitter sebesar 235 PSI, berpaa mA-kah seharusnya pressure transmitter tersebut mengeluarkan sinyal?
Kembali ke masalah konversi temperatur. Jika kita lupa rumusnya, sebenarnya kita bisa melakukan konversi tanpa harus hapal rumus, syaratnya kita tahu batas atas dan batas bawah untuk kedua satuan tersebut. Kemudian dengan menggunakan persamaan perbandingan umum, kita bisa menciptakan rumus sendiri.
Kita tahu bahwa satuan Celsius memiliki rentang ukur (skala ukur untuk perhitungan) antara 0-100°C dan Fahrenheit 32-212°F. Sehingga jika ditanya, 50°C itu berapa °F, maka:
persamaan-01
Melihat perhitungan di atas, mungkin lebih panjang dibanding kita menghapal rumusnya, di sini kita tidak berusaha untuk menghapal rumusnya, tapi memahami konsepnya, karena rumus pertama di atas tadi sebenarnya penyederhanaan dari perhitungan yang kedua.
Konsep bagaimana maksudnya? Perhitungan ini merupakan perhitungan perbandingan, untuk membandingkan dua skala yang berbeda.
Mari kita sepakati bahwa:
x°C = nilai °C
Cmin  = skala minimum °C = 0°C
Cmax = skala maksimum °C = 100°C
x°F = nilai °F
Fmin = skala minimum °F = 32°F
Fmax skala maksimum °F = 212°F
Sehingga:
persamaan-02
Dengan menggunakan persamaan di atas:
persamaan-03
Hal ini berlaku untuk menghitung output sebuah transmitter pada saat input tertentu. Misalnya, seperti contoh di atas, kita memiliki pressure transmitter dengan input tekanan 0-300 PSI dan output 4-20mA.
Mari kita sepakati:
xin  = nilai input transmitter (235PSI)
Inmin  = skala minimum input transmitter = 0PSI
Inmax  = skala maksimum input  transmitter = 300PSI
xout= nilai output transmitter (mA)
Outmin  = skala minimum output transmitter = 4mA
Outmax= skala maksimum output transmitter = 20mA
Dengan mengacu pada persamaan perbandingan, nilai input transmitter sebesar 235PSI dapat dihitung:
persamaan-04
Dengan memahami konsep di atas, kita bisa membuat persamaan generik untuk relasi antara input dan output sebuah transmitter sebagai berikut:
persamaan-05
Dimana:
xdit  = nilai yang ditanyakan (yang ingin diketahui)
ditmin  = skala minimum range yang ditanyakan
ditmax  = skala maksimum range yang ditanyakan = 300PSI
xdik= nilai yang diketahui
dikmin  = skala minimum dari range yang diketahui
dikmax= skala maksimum dari range yang diketahui

Contoh:

Sebuah temperature transmitter dengan range input +50 s/d +200°F dan output 4-20mA, berapakah outputnya jika temperatur inputnya adalah 61°F:
Penyelesaian:
ditmin  = 4
ditmax  = 20
xdik= 61
dikmin  =50
dikmax = 200
Maka:
persamaan-06
Jadi, pada temperatur input 61°F, transmitter tersebut akan mengaluarkan sinyal 5,1737mA
Jadi, rumus generik untuk menghitung hubungan input dan output transmitter atau sebaliknya, bisa menggunakan:
persamaan-05
Silakan coba untuk menghitung:
Sebuah temperature transmitter dengan range input -25 s/d +100°C dan output 4-20mA, mengeluarkan sinyal 17,5mA, berapakan temperatur input saat